Hari ini, Christine akan bersiap-siap untuk mengunjungi rumah neneknya besok pagi. Sudah lama sekali dia tidak berkunjung ke rumah neneknya. Lagipula, dia ingin bertemu dengan teman-teman semasa kecilnya dulu.
Christine adalah anak dari kedua orang tuanya yang pasti, di sini anggap saja nama orang tuanya adalah Pak Joe dan Bu Joe. Mereka berdua menikah di musim semi 17 tahun yang lalu. Mereka hanya diberkahi 1 anak karna Bu Joe tidak bisa mempunyai anak lagi setelah melahirkan Christine. Dan umur Christine sekarang adalah 16 tahun. Mereka sekeluarga memang sempat tinggal di rumah neneknya. Tapi karena Pak Joe ingin mempunyai rumah sendiri maka mereka pun pindah ke kota. Memang lumayan jauh jarak dari rumahnya yang dulu. Tapi mereka suka dengan tempat tinggal yang sekarang.
Mereka tinggal di desa sekitar 10 tahun, jangan salah lagi kalau Christine temannya memang banyak. Dia salah satu anak yang mudah bergaul. Teman-teman Christine pun senang berteman dengannya. Tidak salah lagi kalau Christine sedih jika harus berpisah dengan teman-teman tersayangnya itu. Tapi Christine berjanji kepada teman-temannya kalau dia pasti akan sering berkunjung dan mengirim surat kepada teman-temannya. Dan Christine memang melaksanakan janji itu dengan baik. Dia bisa berkunjung 2 kali dalam setahun. Walaupun hanya 2 kali dalam setahun, tapi saat berkunjung ke sana selalu hampir sebulan. Saat liburan musim panas dia selalu berkunjung.
Sekarang dia berkunjung karena sekolahnya akan direnovasi dan tumben sekali, sekolahnya meliburkan semua murid selama 1 bulan. Biasanya sekolahnya jarang sekali memberikan libur seperti ini.
Daaan cerita ini pun dimulai dari sekarang :
“Chriiisss, have you been prepare for tomorrow dear?” Tanya Mum. “Of course Mum, semuanya sudah ku bereskan, aku engga sabar banget nih buat besok. Tumben banget loh Mum sekolah ku memberikan libur ini. Hihihi” jawab Christine dengan semangatnya.
“Iya, Mum tau. Kalau begitu malam ini kamu jangan tidur larut-larut. Besok kau harus bangun pagi. Oke?”
“Oke Mum, sebentar lagi aku tidur kok.”
“Okay. Good night, dear”
“Good night Mum”
Setelah Mum meninggalkan Christine, dia mengeluarkan buku diarynya. Dia tidak sabar untuk bercerita di buku diarynya tersayang. Karena dia pikir, hanya buku diarynya lah yg selalu ada jika dia butuh seseorang untuk mengeluarkan semua isi hatinya. Dan Christine pun mulai menulis
Dear Diary,
Hari ini aku senaaaang sekali. Besok aku akan bertemu dengan teman-teman lamaku. Huaaa aku sudah tidak sabar menantinya. Bukan dengan teman-temanku saja, tapi aku juga tidak sabar bertemu dengan nenekku. Aku juga tidak sabar bertemu dengan Adam. Dia adalah orang yang sudah lama aku kusukai sejak aku berumur 14 tahun. Dia baru tinggal di desa itu 2 tahun ini. Saat aku pertama kali melihatnya sepertinya aku akan dekat sekali dengannya. Dan memang benar, dia sekarang sudah ku anggap sebagai kakakku. Aku senang waktu dia menganggapku sebagai adiknya. Walaupun aku ingin lebih dari dia, tapi dianggap sebagai adik aku rasa cukup.
Sudah 6 bulan ini dia bercerita tentang teman perempuannya. Dia memang 2 tahun lebih tua dariku. Dan saat di umur segitu, pasti banyak sekali perempuan-perempuan cantik di tempat kuliahnya. Aku rasa dia menyukai teman perempuannya itu. Karena saat aku beretelefon dengannya, dan aku bertanya tentang perempuan itu dia menjawabnya selalu dengan malu-malu. Ya walaupun aku sempat sedih mendengarnya, tapi selama dia senang akupun pasti senang.
Aku tidak sabar bertemu dengannya besok. Dia pun mengatakan yang sama kepadaku. Ya walaupun aku tau dia hanya ingin menceritakan tentang perempuan itu dengan lebih jelas.
Nah Diary, sampai sini dulu ya aku ceritanya. Kata Mum aku harus bangun pagi-pagi besok. Aku takutnya bangun kesiangan, ya maklum saja aku tidak bisa bangun pagi he he. Bye my beloved diary :D
Setelah Christine selesai menulis di diarynya, dia segere tidur terlelap. Tetapi dia tidak bisa tidur. Dia kepikiran apa yang akan diceritakan Adam kepadanya besok. Dia tidak tahu dia bisa menerima ceritanya atau tidak. Dia ingin melepas rindunya kepada Adam. Tetapi dia juga tidak yakin bisa dekat dengan Adam atau tidak. Karena dia tahu pasti Adam akan menghabiskan waktunya kepada perempuan itu. Akhirnya dia pun tetap mencoba untuk tidur. Menunggu hari esok. Mendengar bunyi jangkrik. Begitu sepi mala ini. Tidak seperti hari lainnya. Dia merasa kesepian sekali. Tiba-tiba ada tetesan air mata yang jatuh. Dan dia pun akhirnya terlelap.
KRIIIINGGGGGG………
Christine yang mendengar suara alarm itu langsung bangun seketika. Dia merasa tidurnya malam itu sangat menyakitkan. Entah kenapa hari ini dia jadi tidak ingin untuk bertemu dengan Adam. Dia tidak kuat harus mendengar cerita-cerita itu, cerita-cerita yang dia tau pasti akan membuat hatinya sakit. ah apaan sih aku? Ini kan hari yang aku nanti-nanti. Jangan jadi lemah gini dong. Siip, aku akan tetap pura-pura senang di depannya. Batin Christine dalam hati.
Dia pun langsung bergegas untuk mandi saat melihat jam sudah 10 menit berlalu, dia tahu dia harus buru-buru sekali. Lalu dia pun masuk ke dalam ke kamar mandi.
Setelah 20 menit kemudian, dia sudah keluar dari kamar mandi dan dia segera berganti pakaian. Setelah berganti pakaian, dia langsung membereskan tempat tidurnya. Saat itu juga, Mum mengetok pintu kamar Christine.
“Christine sayang, kamu sudah siap untuk sarapan belum? Mum boleh masuk ga?”
“Boleh kok.”
“Hei, kamu baik-baik saja? Kenapa kamu jadi tidak semangat seperti kemarin? Sepertinya kemarin kamu semangat sekali. Kenapa hari ini semangat itu hilang seketika?”
“Engga apa-apa kok Mum. I’m okay.”
“Hm……yaudah. Turun yuk, Dad sudah menunggumu untuk sarapan.”
“Iya Mum. Aku mau menyisir rambut dulu. Aku akan sampai di bawah secepat mungkin. Hehehehe.”
“Oke sayang.”
Setelah Mumnya keluar, diapun langsung menyisir rambutnya. Saat dia meilhat bayangannya di kaca, dia bingung. Aduh. Aku kenapa? Kenapa mukaku lusuh sekali? Aku harus memasang muka ceria di depan Mum dan Dad. Aku tidak mau mereka khawatir karna ku. Semangat Christine. Kamu bukan orang yang mudah menyerah. Lalu dia pun segera menyelasaikan sisirannya dan langsung bergegas turun.
Di meja makan, kedua orang tuanya sudah menunggunya. Tetapi, ada yang tidak beres dengan kedua orang tuanya itu. Mereka seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari Christine. Dan Christine pun merasakan itu.
“Dad, Mum. Kalian kenapa? Apa ada yang ingin kalian tanyakan ke aku?” Tanya Christine dengan penasaran.
“Tidak kok sayang, tidak ada yang ingin kami katakana. Makan saja sarapannya.” Jawab Mum.
Setelah itu Christine pun tidak bertanya apa-apa lagi kepada orang tuanya. Karena dia juga sedang tidak enak badan. Dia tidak tahu kenapa akhir-akhir ini dia sering sekali tidak enak badan. Karna itu, setelah Mum menjawab seperti itu, dia hanya mengambil sepotong roti dan menaruhkan selai di atasnya.
Saat orang tuanya melihat reaksi Christine yang biasa-biasa saja. Mereka berdua pun menghela napas lega.
Setelah keluarga itu selesai sarapan, mereka pun langsung siap-siap untuk segera pergi ke rumah nenek. Barang-barang yang akan dibawa langsung disimpan di bagasi mobil. Christine hanya melihat betapa sibuknya orang tuanya memasukkan barang-barang itu ke bagasi mobil dengan duduk manis di kursi teras. Dia hanya tidak ingin menganggu orang tuanya. Saat dia ingin membantu mereka berdua, permintaan Christine langsung ditolak dengan halus. Christine bingung sekali. Jarang sekali orang tuanya melarang dia untuk membantu mereka.
Hhhh yasudahlah, toh engga rugi juga kok buat aku. Aku hanya ingin cepat-cepat ketemu nenek. Aku tidak ingin ketemu Adam. Aku takut. Aku ga berani. Hhhhh. Kenapa dia tidak menyukaiku?
Mereka sekeluarga pun langsung memasuki mobil saat selesai memasukkan barang-barang ke bagasi. Di sepanjang perjalanan 3 orang di dalam mobil itu hanya diam membisu. Hanya ada suara radio di mobil itu. Christine hanya melihat jalanan lewat jendela mobil dan termenung lama sekali. Dia seperti banyak pikiran dan kelihatan seperti gadis lemah, yang tidak seperti biasanya.
Orang tuanya bingung sekali melihat keadaan anak satu-satunya itu. Mereka merasa memang seharusnya memberitahu rahasia itu kepada anaknya. Tapi mereka juga bingung. Dan akhirnya mereka pun tidak memberitahu. Mungkin akan memberitahunya di waktu yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar