Kira-kira setelah mereka menempuh perjalanan sekitar 10 jam, mereka akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Nenek sudah menunggu mereka di pekarangan rumah.
Christine senang saat melihat neneknya dari jauh, tapi ada seseorang di sebelah nenek. Yang sedang tertawa lebar saat melihat mobil Christine sampai di pekarangan rumah. Cowok itu. Ya. Cowok yang bernama Adam. Dia sedang berdiri di sebelah neneknya.
“Akhirnya kalian sampai juga. Aku sudah tidak sabar menunggu kalian. Kenapa begitu lama?” Tanya nenek.
“Jauh Nek, perjalanan aja lama banget.” Jawab Christine ogah-ogahan. Hhhhh kenapa harus ada cowok itu sih? Tadinya aku ingin hari ini aku lewati dengan damai. Kenapa harus ada dia? Pikir Chtistine.
Orang tua Christine dan neneknya langsung memasuki rumah. Christine sadar ada yang lupa diambilnya di mobil. Maka dia pun segera mengambilnya. Dan disitulah dia sadar, di pekarangan itu hany ada mereka berdua. Ya. Christine dan Adam. Mereka diam begitu lama. Adam bingung harus mengatakan apa. Tumben sekali Christine diam gitu. Biasanya dia selalu ngoceh tentang apapun.
“Hai Chris. Apa kabar?”
“Hai Dam. Baik.” Jawab Christine malas.
Dan diam. Tak ada percakapan lagi. Cewek itu meninggalkan si cowok terbengong-bengong melihat tingkah si cewek di pekarangan.
Chritine malas berlama-lamaan dengan Adam. Itu hanya memberikan kepedihan di hatinya. Karna dia tahu apa yang akan dibicarakan Adam di depannya. Maka dari itu, dia sangat malas berhadapan dengannya. Apalagi ini hari pertama dia sampai di desa tercintanya. Dia tidak mau hari pertamanya hancur karna seorang cowok.
Dan Christine pun langsung lari ke kamarnya. Dia tidak peduli kalau neneknya memanggil dia. Bukan tidak peduli sebenarnya. Tetapi dia tidak mendengarnya. Dia malas mendengar apapun.
Dia langsung mengunci pintu kamarnya. Diam. Diam. Diam. Hanya itu yang dia lakukan di dalam kamar. Dia tidak tahu harus bagaimana. Aku ga boleh kayak gini, aku harus kuat. Christine orang yang kuat. Bukan orang lemah. Apalagi karna seorang cowok. Lupakan saja dia Christine. Percuma kau menyukainya kalau dia tidak ada rasa apapun terhadapmu. Sadarlah Christine. Batin Chris dalam hati. Dan saat itu pun dia menangis. Lagi.
Dan karna dia capek udah terlalu banyak menangis. Tak lama dia pun berhenti, dan keluar kamar. Dia ingin gabung dengan keluarganya. Di ruang makan dia melihat sosok seseorang. Yap. Tidak usah ditebak lagi. Cowok itu adalah Adam. Cowok yang telah membuatnya nangis terus menerus. Yang telah membuatnya bingung akan sesuatu. Tapi sekarang dia tidak peduli lagi. Toh, ini rumah neneknya. Bukan rumah itu cowok. Dan dia harus tetap santai di depan mereka.
“Halo para hadirin. Yang cantik-cantik dan yang tampan. Aku sekarang sedang berada di rumah nenek tersayang. Aku membawa sesuatu untuk sang nenek. Mudah-mudahan nenek ini suka ya hehehehe.” Celetuk Christine dengan semangatnya. Dan semua yang di ruang makan itu pun tertawa semua. Menurut mereka sang Christine mereka telah kembali. Tetapi beda dengan pikiran Adam. Dia tau kalau Christine hanya berpura-pura ceria. Dia tahu.
“Baiklah. Terima kasih cucuku tersayang.” Jawab sang nenek itu dan mengambil apa yang dipegang Christine sedaritadi. Dan ternyata yang di dalam bungkusan itu terdapat sebuah lukisan yang dikerjakan oleh Christine saat ada tugas dari sekolahnya.
Dia memang pernah disuruh membuat lukisan tokoh yang paling dikaguminya. Dan yang terbersit di dalam pikiran Christine hanya neneknya. Dia ingin sekali seperti neneknya. Neneknya adalah orang yang tangguh terhadap apapun. Saat kakek meninggal, dia tidak menangis sama sekali. Semua anggota keluarga sedih saat melihat kakek meninggal, terkecuali nenek. Nenek menerimanya dengan ikhlas. Seakan-akan tidak ada beban sama sekali.
Tapi suatu malam, setelah seminggu kepergian kakek. Christine melihat nenek menangis di kamarnya. Nenek menangis sambil memegang foto suaminya. Waktu itu, pintunya memang terbuka. Dan Christine mendengar neneknya menangis. Akhirnya dia pun mengintip sang nenek dari balik pintu. Dan sekarang dia tahu. Nenek sebenarnya sedih, tapi dia tidak mau menampilkan kesedihannya di banyak orang. Dan itulah yang Christine suka dari neneknya. Darisitu juga Christine selalu ingin menutupi kesedihannya di banyak orang.
“Waah. Apakah ini kamu yang bikin nak Christine? Bagus sekali. Ternyata cucu nenek ini berbakat juga ya seniman. Hehehe.”
“Apakah nenek suka?” Tanya Christine dengan hati-hati
“Oh tentu saja nenek suka. Suka sekali malah. Terima kasih ya cucuku tersayang.” Jawab nenek yang ditambah dengan pelukan.
Christine kaget saat neneknya tiba-tiba saja memeluknya. Dan dia pun berkata, “Iya nek. Sama-sama. Kalau begitu tenanglah sudah perasaanku. Hehehe. Aku ke taman belakang dulu ya nek.”
“Iya Christine”
Christine pun langsung menuju taman belakang. Yg pasti itu terletak di halaman belakang rumah. Hahaha. Di taman itu terdapat kolam ikan, bunga-bunga indah milik sang nenek. Dan ada kandang kelinci juga. Kelinci itu adalah milik Christine yang dibelinya setahun lalu bersama Adam. Karena Christine tidak bisa membawa kelinci itu pulang bersamanya, maka nenek pun berjanji kepada Christine dia akan menjaga kelinci itu. Adam pun berjanji sedemikian rupa.
Christine pun langsung ke tempat kandangnya itu. Kelinci itu sedang tidur ternyata. Tadinya dia ingin bermain bersama kelincinya itu. Tapi karena kelinci itu sedang tertidur pulas, maka dia pun mengurungkan niatnya.
Akhirnya dia pun hanya duduk bersimpuh disamping kolam ikan itu. Dari jendela ternyata ada yang mengamatinya. Orang itu hanya tertawa melihat kondisi Christine saat itu. Orang it uterus tertawa. Tetapi lama-lama suara tawa itu terdengar sedih. Christine yang ku kenal tidak begini. Dia tidak pernah murung seperti saat ini. Kenapa hari ini dia murung sekali? Padahal ini adalah hari pertamanya Christine di rumah itu. Piker orang itu. Dan akhirnya dia pun mendekat untuk melihat wajah perempuan itu lebih jelas.
“Christine. Apa yang sedang kamu lakukan di sini? Apa kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja? Daritadi kamu hanya diam saja. Tidak seperti biasanya kamu seperti ini, Chris.” Kata Adam saat sudah di sebelahnya.
Christine yang daritadi hanya bengong saja tidak mendengar apa-apa. Dia hanya diam. Karna dia tidak tahu kalau Adam ada di sebelahnya.
“Chris? Kau baik-baik saja? Jawab Chris. Aku khawatir dengan keadaan kamu yang seperti ini. Jawab Chris.” Adam tetap mengajaknya berbicara, dan sekarang dia memegang pundak cewek itu.
Akhirnya Christine pun sadar ada Adam di sebelahnya. Dia kaget melihat wajah Adam yang berekspresi muram dan khawatir itu. Dia pun bertanya “Adam? Kamu ngapain di sini? Kamu kenapa? Sedih?”
“Tidak Chris, aku tidak sedih. Tidak sama sekali. Aku hanya khawatir kamu tidak seperti biasanya. Kamu ada masalah?” jawab Adam dengan penuh perhatian. Dia benar-benar khawatir dengan keadaan cewek ini.
“Aku? Aku baik-baik saja kok. tidak ada masalah apa-apa kok. memangnya aku kenapa? Sepertinya baik-baik aja deh.”
“Engga Chris. Kamu pasti ada apa-apanya. Engga biasanya kamu diam seperti ini.”
“Yaudah kalo kamu ngga percaya. Aku capek. Aku mau istirahat. Kalo ada yang ingin kamu omongin mendingan besok aja deh. Dah.”
Dan Christine pun meninggalkan Adam dengan kebengongan yang luar biasa. Sudah 2 kali dalam sehari Christine melakukan seprti itu kepada Adam. Dan cowok itu pun pamit kepada orang-orang rumah itu dan segera meninggalkan rumah itu.
Di kamar, Christine langsung membereskan semua barang-barang yang dibawanya dari rumah. Dan setelah selesai, dia mandi. Dan setelah itu, dia menulis diarynya.
Dear Diary.
Hari ini aku sudah sampai di rumah nenek. Sebenernya aku senaang sekali. Tapi coba kau tebak siapa yang menungguku di sini? Adam. Cowok itu. Kenapa dia harus menungguku? Apakah dia sudah tidak sabar untuk menceritakan perempuan itu? Apakah begitu? Apakah dia menungguku hanya untuk alasan itu? Hhh aku tidak tahu. Yang pasti aku sedih sekali. Maka dari itu, daritadi aku hanya diam saja.
Tadinya aku berencana mendatangi semua teman-temanku di sini. Tapi setelah melihat cowok itu, aku benar-benar lemas. Tidak ada tenaga. Rencanaku gagal karnanya.
Hei Diary, kenapa dia tidak menyukaiku? Apakah dia menyukaiku? Kalaupun dia menyukaiku pasti aku hanya dianggap adiknya. Aku tahu itu.
Dan kenapa orang tuaku seperti menyembunyikan sesuatu dariku? Biasanya mereka selalu cerita kok tentang apapun. Kenapa yang ini engga? Kalo masalah ini aku engga tau deh. Capek juga ya ternyata kalau masalah kecil tapi dipikirkan?
Yasudahlah toh ga ada yang penting lagi. Kalo orang tua aku mau ngasih tau tentang rahasianya ya bagus. Tapi kalo masalah Adam aku memang harus melupakannya. Bukan melupakan dia. Tapi aku ngga ingin terus-terusan kayak gini. Aku harus semangat. Jangan jadi lemah karnanya.
Mulai besok akan aku ubah semuanya. Aku akan menyibukkan diriku dengan teman-temanku. Dan buat dia tidak bisa bicara denganku. Mudah-mudahan saja bisa.
Sampai sini dulu deh ya, aku bener-bener capek hari ini. Bye.
Setelah selesai menulis diary, dia langsung tertidur lelap.
“HUAAAAHHHH. Akhirnya semalem aku bisa tidur dengan nyenyaknyaaa. Eh biasanya juga seperti itu sih. Hehehehe.” Cerocos Christine saat bangun dari tidurnya. “Aku harus ubah diriku yang muram dari kemarin-kemarin menjadi gadis yang ceria lagi. Christine harus kuat!”
Dia pun langsung bergegas mandi. Setelah itu dia lari ke meja makan. Di meja makan sudah ada neneknya. Neneknya sedang meilhat lukisan Christine dengan saksama. Christine yang melihatnya segera menghampirinya.
“Halo neneeek. Nenek lagi apaa? Ngeliat lukisan dariku yaa? Waw sebagus itukah lukisan ku nek? Sampai dilihat seperti itu. Muka nenek tuh kayak lagi merhatiin guru yang lagi nerangin di depan kelas loooh. Hihihihi.” Yap Christine mengagetkan neneknya. Tapi nenek itu hanya tertawa saat melihat tingkah laku cucunya.
“Hahahaha. Dasar kau ini. Iya lukisan mu memang bagus nak. Nenek sangat kagum sama kamu Chris. Sejak kapan kamu bisa melukis seperti ini? Kok nenek engga tau yaa? Oiya gabagus loh ngagetin orang yang udah tua kayak nenek kamu ini. Hehehe.” Jawab nenek dengan cerocosan yang sama.
“Ohya? Aku senaang banget kalo nenek sudah bilang begitu. Aku takutnya nenek ngga suka sama lukisan ku. Itu lukisan pertama ku nek. aku juga melukis karna ada tugas dari sekolah. Hehehe.”
“Heeemmmm……….. Tapi ini bagus banget loh. Pintar ya kamu baru pertama melukis saja sudah sebagus ini. Apalagi kalau sudah sering? Ckckck.” Decak kagum nenek.
“Hehehe. Jangan gitu ah nek. aku kan jadi malu, kalau dipuji-[uji terus begitu.” Jawab Christine dengan malu-malu.
“Kenapa harus malu? Kamu memang berbakat kok. diasah lagi ya, sayang. Ngomong-ngomong kemaren kamu kenapa? Kayaknya ada yang beda dari kamu.”
Saat Christine ditanya begitu, dia benar-benar kaget. Kenapa orang-orang berpikir dia aneh kemaren? Pertama Adam, dan sekarang nenek juga berpikiran yg sama dengan Adam? Apakah perubahannya terlihat sekali?
“Chris? Kok diam? Ada apa?” Tanya nenek dengan hati-hati.
“Eh engga kok nek aku ngga papa. Kemaren juga aku ga kenapa-napa, mungkin karna kecapean aja kali ya? Hehehe.”
“Oh yasudah. Nenek mau mandi dulu ya. Heheh.”
“Ih nenek belom mandi? Jorok juga ya nenek ku yang satu ini.” Jawab Christine dengan pura-pura jijik.
“Sudahdeh biarin aja. Sudah tua ini. Lagian ga ada yang nenek incer ini. Oiya ada cowok yang kamu suka tidak?” Tanya nenek, dan rencana untuk mandinya pun ditunda.
“Eh……..Ng-ng……. Ngga ada kok nek. Sudah sana mandi. Aku mau ke taman belakang dulu. Mau liat kelinciku.” Jawab Christine dengan kaget campur perasaan malunya, dia pun segera kabur ke taman belakang. Pertanyaan macam apa itu nek? kenapa tiba-tiba saja kau bertanya seperti itu? Tanya cewek periang ini di dalam hati.
Nenek yang melihat sikapnya hanya senyum-senyum dan berpikir. Ternyata cucuku sudah besar. Kau suka dengan Adam kan? Nenek tau Chris. Kau tidak bisa berbohong kepada nenek. Dan nenek itu pun langsung masuk ke kamar mandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar