Christine yang langsung kabur ke taman itu sempat bingung juga kenapa neneknya bisa mikir kayak gitu. Emangnya keliatan banget gitu kalo dia suka sama Adam? Kenapa neneknya bisa tau? Kenapa nenek bisa mikir sampe ke situ? Aku di rumah ini baru sehari dan nenek sudah menebaknya seperti itu? Ah yasudahlah gausah dipikirin. Sekarang aku mau main sama kelinciku saja.
“Hallo kelincikuuuu. Bagaimana kabarmu? Sudah lama kita tidak bermain bersama. Kamu sehat kan? Nenek dan Adam menjagamu dengan baik kan?” Tanya Christine kepada sang kelinci seakan-akan kelinci itu bisa menjawab pertanyaan Christine.
Kelinci itu hanya diam dan meneruskan makannya. Christine yang melihat itu hanya diam juga. Dia tidak tahu harus apa. Sebenarnya dia belum lama bermain bersama kelinci itu. Hanya 1 hari. Setelah dia membeli kelinci itu, keesokan harinya dia sudah harus pulang ke rumahnya. Jadi kelincinya pun seakan-akan belum kenal kepada Christine.
Dan akhirnya Christine berniat untuk membaca novel yang dibawanya dari rumahnya lalu dibacanya di taman itu. Yasudahlah aku baca novel saja di sini sambil melihat si kelinci makan. Dan dia pun lari ke kamarnya lalu mengambil novel dan segera turun lagi ke bawah. Taman itu memang indah. Banyak sekali bunga-bunga yang ditanam di sana. Neneknya suka sekali bunga. Sejak Christine kecil, neneknya sudah menanam bunga itu. Bahkan Christine sering membantu neneknya merawat bunga-bunga itu. Christine pun langsung ke bangku taman dan duduk di sana. Dan dia pun mulai membaca.
Di novel itu ada kata-kata bahwa cinta tidak usah dicari dan di kejar. Karna jika kau memang ditakdirkan untuk bersamanya kau pasti akan bersamanya. Tapi jika tidak biarkanlah orang itu. Kenyataan memang menyakitkan, tapi itulah yang namanya kenyataan. Kadang menyenangkan, kadang menyakitkan.
Christine yang membaca kata-kata itu hanya terbengong-bengong tak karuan. Kenapa? Apa maksudnya ini? Bukan berarti aku harus menerima bahwa aku tidak ditakdirkan untuk bersamanya kan? Ini tidak ada hubungannya denganku kan?
Dia langsung menutup novel itu dan lari ke dapur untuk sarapan. Dia terlalu capek untuk berkhayal tentang apa yang tidak mungkin di dapatkannya. Dia hanya ingin sekarang bersenang-senang dengan temannya, termasuk Adam tentu saja. Seperti dulu. Kalau saja perasaan ini tidak pernah dating, pasti aku tidak akan tersiksa begini. Memang benar kata pepatah “penyesalan datang di belakang karna di awal kita mendapat kepuasaan”. Dan memang inilah kenyataannya. Kenyataan yang menyakitkan.
Tidak lama bel pun berbunyi. Christine langsung lari untuk membuka pintu. Dia tidak jadi untuk sarapan. Kenapa banyak sekali gangguan sih? Tanya Christine dalam hati.
Christine pun membuka pintu itu. Dan TADAAAAA Adam ada di luar situ. Dan dia yang mendatangi rumahnya.
“Hai Chris.” Sapa Adam dengan wajah cerianya.
“Hai Dam. Ada apa?” Tanya Chris
“Tidak ada apa-apa. Hanya ingin mengobrol denganmu. Bolehkah aku masuk?”
“Oh ya. Tentu saja. Silahkan masuk.”
Dan mereka pun menuju taman belakang.
“Waw kelinci kita sedang makan rupanya. Kau lihat itu, Chris?”
“Ya. Tapi sepertinya dia bukan kelinciku. Dia kelincimu dan nenekku. Dia tidak mengenalku sama sekali.” Jawab Chris dengan sedih.
Adam yang melihat kesedihan itu langsung menghiburnya. “Yasudah sekarang kan kamu di sini selama 1 bulan. Lumayan lah untuk bisa membuat dia merasa kalau dia itu milikmu juga. Okey? Kita berusaha bersama ya? Jangan sedih begitu dong.”
Ya. Adam memang baik. Itu yang membuat Christine suka padanya. Sampai sekarang pun Adam masih bisa baik kepada Christine.
Chris pun menjawab “Iya Adam. Thanks ya.” Sambil tersenyum
Tidak lama kemudian, Christine lupa dengan rencananya untuk menjauh dari Adam. Yap! Menjauhi orang yang kita suka memang susah. Tapi, Christine sama sekali tidak mengira Adam masih bisa baik kepadanya. Dan sudah 2 hari ini, Adam tidak bertemu dengan teman perempuannya itu. Saat ini Adam dan Christine sedang menikmati keindahan hari yang mereka lalui. Sebenarnya Adam mau ketemu dengan Christine karna dia ingin menceritakan teman perempuannya. Tapi, saat dia melihat Christine melihat kelinci itu dengan muka sedih, dia mengurungkan niatnya. Dan sekarang dia sama dengan Christine, lupa dengan niatnya. Mereka pun tenggelam dalam kesenangan. Lupa dengan rencana masing-masing.
Saat mereka asik bermain dan mengobrol, ternyata ada 3 orang yang melihat mereka dari dalam rumah. Tidak salah lagi, orang itu adalah Mum, Dad, dan nenek. Mereka tersenyum dan senang melihat pemandangan seperti ini kembali lagi. Sudah lama sekali mereka tidak melihat kejadian seperti ini. Mum dan Dad harusnya hari ini memberitahu tentang rahasianya itu. Tapi tidak tahu kenapa, mereka lupa dan niat mereka untuk memberitahu pun hilang sudah.
Sepertinya hari ini banyak orang-orang yang lupa dengan rencana mereka. Hahahaha.
Keesokan harinya, Christine terlihat senang sekali. Yap! Dia memang tidak bisa melupakan kejadian kemarin, itu adalah hari yang paling menyenangkan. Dia berdoa, mudah-mudahan saja kejadian itu bisa terulang lagi.
Dan di saat itu, bel pintu pun berbunyi. DING DONGGG!!!
Christine langsung membuka pintu. Ternyata Adam yang datang ke rumah neneknya sepagi ini. Tadinya Christine senang melihat kedatangan Adam. Tapi saat dia melihat perempuan cantik datang menghampiri mereka berdua, Christine langsung sedih sekali. Dia tahu perempuan itu. Pasti itu perempuan yang diceritakan dengan Adam.
“Hai, namaku Rose. Kau pasti Christine yang sering diceritakan Adam denganku. Iya kan?” Tanya perempuan itu yang ternyata bernama Rose.
“Hai. Iya namaku Christine. Silahkan masuk.” Jawab Chris
“Oh, tidak usah. Aku dan Adam sedang terburu-buru. Aku hanya ingin bertemu dengan perempuan yang sering diceritkan Adam.” Sambil melirik cowok itu.
“Hah? Oh oke bye.” Christine pun langsung menutup pintu rumah, dan meninggalkan tamunya.
Apa maksudnya dari perkataan si Rose itu? Perempuan yang sering diceritakan Adam? Apa maksudnya sih? Ke aku dia cerita tentang Rose. Dan ke Rose dia cerita tentangku? Maunya apa sih cowok itu? Merasa ganteng kali ngomongin dua perempuan di perempuan yang sedang dia omongin? Emang ganteng sih. Tapi kan caranya ga gitu juga. Kenapa sih dengan cowok itu? Apa sekarang dia sedang belajar menjadi cowok playboy? Hhhh ada apa ini? Omel Christine di dalam hati.
Dia langsung lari ke kamarnya, dan mulai menangis. Kenapa aku harus menangis lagi? Kenapa? Memang dari kemarin harusnya aku gausah ketemu dia. Kenapa kemarin dia baik sekali dan sekarang jadi kayak gini? Kenapa dia bisa berubah begitu cepat?
Sorenya Adam datang ke rumah nenek. Dia ingin sekali menjelaskan semuanya ke Christine. Dia tahu, pasti Christine memandang jelek dirinya. Dia pun menunggu Chris di taman belakang. Dia sayang Christine, dia ingin menjelaskan bahwa Rose itu bukan siapa-siapanya. Mungkin yang dibilang nenek memang benar. Christine mengira Rose itu adalah perempuan yag disukainya. Padahal Adam hanya ingin melihat reaksi Christine saat dia bercerita tentang Rose. Dan Christine pun datang ke taman.
“Hai Chris, ada yang aku pengen omongin sama kamu.” Kata Adam dengan hati-hati.
“Oh yasudah. Omongin aja. Aku dengerin kok. eh tapi gabisa lama-lama ya, aku mau baca novel dulu.” Kenapa aku bikin alasan yang begitu jelek sih? Baca novel? Kenapa ga ke toilet aja sekalian?
“Oh iya Chris. Hem perempuan yang tadi siang itu. Dia bernama Rose, dia perempuan yang sering aku ceritakan ke kamu. Kamu masih ingat?”
“Oh ya tentu saja masih ingat. Kenapa memang? Apa urusannya denganku?”
“Hem apakah kamu berpikir kalau aku suka dengan perempuan itu?”
“Kalau iya kenapa? Dan kalau tidak kenapa? Tidak ada urusannya denganku. Kalau pun kau suka dengan Rose, aku tidak peduli. Itu perasaanmu. Dan kalau tidak, aku juga tidak peduli. Oiya udah dulu ya, bye.”
“Eh tung-“ terlambat! Christine sudah marah kepada Adam. Dan dia sudah meninggalkannya. ‘apakah kamu berpikir kalau aku suka dengan perempuan itu?’ ah tidak, pertanyaan macam apa itu? Sekarang aku harus bagaimana lagi? Aku tidak ingin ribut dengan Christine. Dia perempuan yang membuat aku berubah. Dia perempuan yang satu-satunya aku sayang. Tapi kenapa aku malah membuatnya marah? Marah denganku! Oh tidak! Harus bagaimana lagi aku? Batin Adam sedih.
Christine lari ke kamarnya. Dan lagi-lagi dia menangis. Dia bingung kenapa dia sering sekali menangis gara-gara cowok satu ini. Setaunya, dia adalah orang yang kuat. Orang yang selalu bisa sabar dengan apapun. Tapi kenapa hanya masalah kecil ini dia selalu menangis? Dia bingung. Sangat sangat bingung.
Dia keluar kamar untuk makan malam, dan matanya pun sembap karna habis menangis. Orang-orang yang di meja makan, melihatnya saja pun sudah sedih. Dan akhirnya di meja makan itu tidak ada suara apapun, sepi, kembali seperti Christine baru saja datang ke rumah ini.
Sehabis makan, dia langsung ke taman belakang. Hanya satu-satunya tempat ini yang bisa membuatnya tenang. Tidak ada tempat lagi. Adasih taman desa yang sangat indah. Tapi Christine terlalu malas untuk keluar dari rumah ini.
Di taman rumahnya ini, dia hanya melihat kelincinya makan dengan lahap. Orang-orang di rumah itu sedih melihat keadaan Christine seperti ini. Nenek pun akhirnya berniat mendatangi Adam untuk menanyakan masalah ini. Dan nenek pun pergi ke rumah Adam.
TING TONG!
“Hai nak Adam. Bolehkah nenek masuk? Ada yang ingin nenek tanyakan padamu.
“Oh hai nek. silahkan.” Adam pun mempersilahkan nenek itu masuk dan mereka duduk di ruang tamu.
“Ada apa nek? apa yang ingin nenek tanyakan? Apakah tentang Christine?”
“Ya, ini tentang Christine. Tadi siang kamu mengajak siapa? Rose? Sepertinya Christine sedih saat melihatmu dengan Rose. Dan tadi sore, apa yang kamu katakan kepada Christine, nak Adam?”
“Tadinya aku ingin menjelaskan semuanya kepada Christine. Tapi Christine sangat marah saat aku mengungkit tentang Rose. Aku bingung harus bagaimana lagi. Hanya dia yang bisa membuat aku senang. Dan tadi siang aku mengajak Rose mengunjungi Chris adalah untuk menjelaskan juga kepadanya. Aku sangat sayang Christine. Tapi Chris mengira aku suka kepada Rose. Seharusnya dari awal aku memang tidak usah bercerita tentang Rose kepadanya. Bagaimana ini nek? aku bingung sekali. Aku tidak mau dia marah kepadaku.” Jawab Adam dengan sedih, dia hampir saja menangis saat menceritakan semuanya.
“Hei nak Adam, jangan menangis, kau ini cowok. Jangan menangis. Mungkin nenek juga yang salah. Nenek yang sudah menyuruhmu menceritakan Rose. Rose adalah sepupu jauhmu, dan tidak mungkin kau suka padanya. Maka nenek menyuruhmu bercerita tentang Rose kepada Christine. Kalau kau bercerita tentang perempuan lain, nenek takutnya kau malah suka kepada perempuan itu, bukan menyukai Christine. Tapi ternyata cara kita memang salah. Sekarang begini saja, beri saja waktu kepada Christine untuk menenangkan dirinya. Janganlah kau datang ke rumah dulu. Ya Adam?”
“Iya nek. aku tidak akan ke rumah nenek dulu. Tapi kalau ada apa-apa dengan Christine tolong kasih tau aku ya Nek? aku sangat khawatir tentangnya. Apalagi setelah aku tahu rahasia yang disembunyikan orang tua Chris dan nenek. Aku tidak mau dia kenapa-napa. Aku takut Nek. dan kalau dia sudah tenang, kabari aku juga ya. Aku ingin aku seperti dulu. Aku ingin senang-senang bersama Christine lagi.” Pinta Adam kepada nenek.
“Iya Adam. Nenek janji. Kalau begitu, nenek pamit dulu ya. Nenek tidak mau Christine tahu kalu nenek datang ke rumahmu.”
“Iya Nek. hati-hati di jalan ya”
Dan Nenek pun meninggalkan rumah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar