Sabtu, 21 Mei 2011

christine (6)

Share it Please

Hari sudah sore dan Christine masih terlelap. Adam yang melihat Christine tidak bangun-bangun juga, akhirnya jadi cemas. Dia pun berencana untuk membangunkan Chris.
“Chris? Bangun, Chris. Ini udah sore loh. Kita harus cepat-cepat pulang, nanti orang tua dan nenek kamu pasti khawatir kalau jam segini kamu belum pulang juga. Chris?”

Tetapi, Christine tidak mendengar apapun. Dia masih tetap tertidur. Adam pun akhirnya mengguncang-guncang badan Christine. Christine yang merasa badannya diguncang-guncang langsung terbangun.
“Heh. Ada apa ini?” Tanya Chris kaget

“Kamu itu aku bangunin daritadi ga bangun-bangun. Makanya aku guncang-guncang badan kamu. Lagian kebo banget sih jadi orang. Hehehehe.”

“Hehehe. Maaf maaf, abisnya di sini enak banget buat tidur. Kenapa ngebangunin gitu deh? Emang sekarang udah jam berapa?”

“Aduh, ini tuh udah sore banget. Emangnya kamu ngga liat langit udah gelap kayak gini apa? Bangun Chris bangun. Masih nyari nyawa?”

“Oiya, langit udah gelap. Aduh, kok kamu ga bilang sih, Dam? Pasti orang tua dan Nenekku khawatir nih. Pulang dulu yaa.” Chris baru sadar kalau langit sudah gelap. Dia pun langsung mengambil botol yang berisi jus sirsak, dan mengambil gelasnya juga pastinya. Setelah itu, dia langsung memasukkan botol dan gelasnya k etas ranselnya. Dan dia pun langsung mengayuh sepedanya dengan kecepatan penuh.

Adam yang lagi-lagi ditinggal oleh Christine hanya bisa berteriak “HEEI CHRISTINEE! AKU SUDAH MEMBANGUNKANMU DAN KAMU MENINGGALKANKU LAGI? YASUDAAAH! SAMPAI JUMPA BESOK CHRISTINE! DADAAAH!” itu anak maunya apadeh? Ckckck. Cewek emang susah ditebak ya. Pikir Adam dalam hati sambil geleng-geleng kepala.

Ternyata, waktu dia teriak-teriak seperti tadi, banyak orang-orang yang memperhatikannya. Tapi Adam ngga peduli, dia langsung duduk dan bersender di pohon mangga tempat favorit dia dan Christine. Kenapa ceritanya harus ribet kayak gini sih? Apa aku bilang saja ke Christine kalau aku sangat sayang kepadanya? Dan aku memberitahunya tentang penyakitnya? Ohhh bingung sekali akuuu. Apa yang harus kulakukan? Kenapa kejadian seperti ini harus terjadi? Aku ingin Christine dan aku kembali seperti dulu. Bersenang-senang seperti dulu, seakan-akan tidak ada beban sama sekali. harusnya aku memang tidak mengikuti rencana Nenek untuk menceritakan Rose, sepupuku sendiri kepada Christine. Akibatnya sekarang dia jadi berfikir kalau aku suka kepada Rose. Walaupun Rose itu sepupu jauh, tapi aku ga mungkin suka dengan sepupu sendiri! Hhh kenapa sih penyesalan itu terjadi belakangan? Kenapa di awal kita tidak dikasih tau kalau belakangnya akan menyesal? Kalau kayak gini kan jadi ribet sendiri. Hhhhh.

Ternyata, bukan hanya Christine yang bingung harus bagaimana. Adam juga bingung. Karna kejadian ini semua berawal karna dia. Ya memang benar yang ada di pikiran Adam. Kenapa penyesalan datang belakangan? Sebenarnya kita menyesal di belakang karna di depan kita merasa teruntungkan, atau di depannya kita merasa toh untuk kebaikan kita juga. Pikiran manusia memang tidak bisa ditebak.
Balik lagi ke ceritanya.

Adam yang pusing dengan pikirannya yang semrawut itu, akhirnya tertidur di bawah pohon itu. Dia tidak tahu kalau Christine sedang mencarinya saat sesampainya di rumah Neneknya.

Sesampainya Christine di rumah, ternyata orang tua dan Neneknya sedang tidak ada di rumah. Christine yang melihat itu hanya mendesah kecewa. Oiya yaaa Mum Dad dan Nenek kan pergi ke rumah Paman? Kok aku bisa lupa sih? Ckckck. Mengesalkan. Aku kan tadi ke taman desa ingin sampai malam. Ah. Ini gara-gara Adam membangunkanku nih. Aku kan jadi lupa semuanya. Oiya, Adam mana yaaa? Apa dia masih di taman? Apa aku datengin lagi aja ya? Mandi dulu deh hihihi.

Christine pun langsung beranjak bangun dan pergi ke kamar mandi. Setelah mandi, dia siap-siap untuk kembali ke taman. Walaupun di sana tidak ada Adam, tapi dia ingin merasakan kesejukan taman di malam hari. Maka dari itu, Christine membawa beberapa roti dan teh manis hangat untuk menemaninya makan roti nanti. Dan tidak lupa untuk memakai mantel kesayangannya. Setelah semuanya siap, dia keluar rumah, dan mengunci pintunya dengan benar. Dia pun langsung membawa sepedanya ke arah taman desa. 

Ternyata, kalo bawa sepedanya ngga ngebut-ngebut kesejukan di desa ini lebih kerasa ya? Aku ingin banget deh balik lagi ke desa ini. Tapi…… Mum dan Dad pasti ngga ngebolehin aku deh. Ayodong ada keajaiban Dad akan bertugas di desa ini lagi. Kalau sudah tinggal di sini kan, aku bisa menghabiskan waktuku dengan teman-temanku sepuasnya. Hhhhh. Betapa enaknya pemandangan desaku tercinta. Hihihi.

Akhirnya Christine sampai di pohon mangga itu. Dan benar dengan dugaan Chris kalo Adam masih di sini. Christine melihat Adam sedang tidur dengan nyenyaknya. Saat Chritine pelan-pelan untuk menaiki ayunan itu, dia mendengar Adam mengatakan sesuatu.
“Christine………………….. Christine………”

Christine yang mendengar perkataan Adam kaget sekali. Ada apa ini? Kenapa Adam tiba-tiba memanggil namaku? Detak jantung Christine menjadi cepat sekali. pelan-pelan dia menghampiri Adam.
“Adam? Kamu kenapa? Ngelindur ya?” walaupun detak jantungnya berdetak sangat cepat, dia tetap saja bercanda. Mungkin untuk menghilangkan kegugupannya.

Adam yang merasa dirinya dipanggil, akhirnya terbangun.
“Christine? Kaukah itu? Kok kamu balik lagi? Ada apa?”

“Hem……. Aku lupa kalo Mum, Dad, dan Nenek sedang pergi ke rumah paman. Mungkin mereka baru pulang besok pagi. Terus tadi pas aku udah sampe rumah, aku baru sadar kalu kamu tidak ada di belakangku, jadi sehabis mandi aku berencana untuk ke sini lagi. Dan ternyata benar, kamu masih di sini. Kenapa kamu belum pulang, Dam?”

“Oh jadi gitu. Hahaha. Makanya jangan kebo, pasti pas aku bangunin, kamu kaget dan jadi lupa kan kalo orang-orang rumah sedang pergi? Hahaha. Lagi ada yang aku pikirin. Chris. Saat aku sedang memikirkannya aku malah tertidur. Oiya apa yang kamu bawa itu, Chris di tas ranselmu? Adakah makanan? Hehehe.”

“Iya nih, gara-gara kamu bangunin aku jadi lupa kalau orang-orang rumah sedang pergi. Hehehe. Apa yang kamu pikirin itu, Dam? Kenapa ga cerita ke aku aja? Mungkin kalau diceritain perasaan lebih enak. Wah kalau masalah makanan saja langsung nyerobot gitu hahaha. Iya tadi aku bikin beberapa roti, nanti aja ya makannya. Sekarang kamu minum teh dulu.” Apa yang Adam pikirin itu ada hubungannya denganku ya? Kenapa tadi waktu dia ngelindur dia nyebut-nyebut namaku? Aku tanya saja deh nanti. Pikir Chris saat menuangkan tehnya ke gelas lalu memberinya kepada Adam.

“Nih Dam tehnya. Kalau bangun tidur itu minum teh dulu, jangan langsung makan aja. Hahaha.”
“Iyaa Christinekuu. Hahaha.” Saking senangnya Adam lupa dengan apa yang dia omongin, dan itu membuat Christine makin malu-malu.

“Hei, Dam. Tadi itu apa sih yang kamu pikirin?” tanya Christine untuk membuka obrolan saat keduanya diam.

“Tadi? Waaah aku ngga bisa cerita ke kamu nih, Chris. Maaf banget ya.”

“Oh yaudah tidak apa-apa kok. Heeem. Apa aku boleh menanyakan sesuatu?”

“Boleh kok. Kenapa engga? Mau nanya apa, Chris?”

“Heem. Tadi waktu kamu ngelindur aku denger kamu manggil-manggil namaku. Memangya ada apa? Apa yang dipikiran kamu itu ada hubungannya denganku?” tanya Christine ragu-ragu.

“Hah? Kamu mendengar aku memanggil namamu? Ah pasti kau salah dengar. Sudahlah tidak usah dipikirkan, tidak penting kok hehehe. Eh minta rotinya dong. Laper nih, kan aku sudah minum tehnya .” jawab Adam sambil mengalihkan pembicaraan.

“Oiyaaa hahaha. Okeokeee, nih rotinya.”

Saat Adam dan Christine memakan rotinya, tiba-tiba saja hujan turun lebat sekali. mereka berdua langsung berlari ke gubuk yang ada di dekat pohon mangga itu. Untung saja, taman ini sudah tidak banyak pengunjungnya. Jadi, tidak banyak orang yang lari ke gubuk itu. Bahkan hanya mereka berdua. Christine merasa makin canggung di dekat Adam dalam keadaan seperti ini. Adam pun merasakah yang sama. Akhirnya mereka berdua pun tidak berkata apa-apa, dan melanjutkan makanan mereka.

Setelah hujan reda, Christine ingin sekali untuk cepat-cepat pulang. Dia tidak nyaman terlalu dekat dengan Adam di saat seperti ini. Kalau aku kelihatan canggung gini, bisa-bisa Adam tau kalo aku ada perasaan sama dia. Wah kalo dia tau, malu saja lah aku. Lebih baik aku cepat-cepat pulang sekarang. Hari pun sudah malam. Dan Christine pun langsung membereskan tempat makan dan gelas-gelasnya. Adam yang merasa ketidaknyamanan Christine akhirnya bertanya “Chris? Kok tumben banget sih kamu buru-buru kayak gini? Biasanya kan kamu paling senang di taman ini. Apa ada yang kamu sembunyikan dari aku?”

“Eh? Aku ga menyembunyikan apa-apa kok, Dam. Ini udah malam, dan aku hanya ingin cepat-cepat istirahat. Lagian pasti kan perjalanan dari sini ke rumah Nenek pasti terasa dingin sekali. memangnya kau tidak mau pulang?”

“Kalau kamu pulang, aku pulang juga deh, Chris. Kalo engga ada kamu tuh kayaknya hampa banget.” Jawab Adam sambil menatap Christine. Christine yang mendengar jawaban Adam itu, diam seketika. Apalagi saat melihat Adam memandangnya dengan muka penuh harapan. Christine tidak mengerti arti dari tatapan itu. Mereka pun bertatapan cukup lama. Sampai saat Adam mendekati Chris, akhirnya Chris sadar. “Eh maaf, aku harus buru-buru nih. Aku pulang duluan ya. Sampai ketemu besok ya Adam. Bye.”

Christine pun membawa sepedanya dengan kecepatan penuh. Adam hanya melihat kepergian Christine dengan tatapan kecewa. Perempuan yang disayanginya, lagi-lagi meninggalkannya di tempat favorit mereka. Sosok perempuan itu pun akhirnya hilang ditelan kegelapan. Hhhhh. Apa-apaan ini? Padahal tadi aku hampir saja mengutarakan perasaanku pada Chris. Kenapa dia jadi buru-buru gitu sih? Ada apa dengannya? Dia tidak seperti dulu. Chris yang dulu tidak seperti itu. Apakah dia berubah?

Dan akhirnya Adam pun menaiki sepedanya dan langsunga mengayuhnya dengan lesu. Dia benar-benar tidak ingin pulang. Bahkan dia ingin datang ke rumah Neneknya Christine. Dia ingin bertemu dengan Christine lagi. Baru 10 menit mereka berpisah, tapi Adam merasa sudah ditinggal selama 1 tahun.
Akhirnya dia pun mengayuh sepedanya ke arah rumah Neneknya Christine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Search

Follow The Author